Putri Sulungku
Putri Sulungku
Putri Sulungku “Intan Archita TS”
Putriku bermental berani :
Intan Archita Tantisaputri : seorang putri remaja yang lahir pada tanggal 11 Mei 1993 tujuh belas yang lalu di Comal, Pemalang adalah putriku pertama yang sekarang duduk di kelas 2(dua) Ipa di SMA Negeri I(satu) Kota tegal. Intan ini memiliki riwayat dilingkungan temannya dan pendidikan semasa sekolah TK dan SD, yang menurut saya sebagai bapaknya merasa kasihan mengapa....? Suatu ketika saya diterima di Badan Pertanahan Nasional yang ditempatkan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Sulawesi Tengah, dan saya boyong ke sana masih berumur 7 bulan dia harus berpisah dengan bulik-buliknya yang selalu merawatnya keitka berada di Comal. Sesampainya di rumah kontrakan di Palu, yang sepi dan jauh dengan lingkungan tetangga sehingga menjadikan dia tidak ada atau sedikit teman bermain. Bermainnya hanya dengan ibunya atau saya sepulang kantor. Ketika sebelah rumah kontrakan ada yang menempati yaitu sepasang temanten baru, si Intan sering bermain dengan tetangga tersebut . Terkadang diajak muter-muter dengan sepeda motor berkeliling kota Palu. Pada tahun 1996 setelah adiknya : Aditya Dwi Putranto lahir, Intan berumur 3 tahun, kemudian saya pindah rumah lagi (Pindah karena tugas) di Kabupaten Banggai di luwuk 600 km dari kota Palu. Disana rumah yang saya kontrak jarang ada anak yang sebaya sama dia rata-rata udah pada dewasa. Lagi-lagi teman mainnya sama ibunya dan adiknya yang masih kecil yang baru bisa merayap/merangkak. Pada saat berumur 5 tahun Si Intan disekolahkan pada TK Simpong oleh ibunya. Si Intan di masa kecilnya agak botak / sedikit rambut dikepalanya.
Saat sekolah di TK, Intan putriku mulai banyak mempunyai teman di sekolahan TK Simpong di Luwuk. Pertama masuk di kelas Nol kecil, setahun kemudian naik di nol besar. Kemudian saya membeli rumah di Perumahan KPR/BTN di Desa kilongan 7 km dari kota, tepat di belakang sekolahan SD Kilongan, disamping barat SD berdiri Masjd Kilongan yang hampir jadi.
Putri Sulungku Ketika di Sekolah Dasar
Kemudian si Intan pindah sekolah lagi dan bertemu dengan komunitas teman-temannya yang baru. Selama satu tahun baru merasakan rumah sendiri dan belum selesai rehabnya dan sementara si Intan baru kelas satu SD (baru catur wulan pertama)), di sekolahan tersebut, dan sudah tiga setengah tahun rasanya saya tinggal di luwuk Banggai. Suatu saat ketika permohonan pindah tugas ke jawa yang saya ajukan sebelumnya, di setujui oleh bapak Kakanwil, langsung aja saya kemas-kemas memboyong istri dan anak-anak saya pindah duluan ke jawa yaitu di Ngawi, Jawa Timur ikut numpang di simbah putrinya, sementara saya masih wira-wiri ke BPN pusat mengurus SK. Di sini si Intan pindah lagi sekolah kelas satu (catur wulan ke dua) di SD Teladan Pelem I (doeloe namanya SD Diponegoro I dan II) di Ngawi. Disinilah saya dan istri merasakan kasihan terhadap anak yang tertinggal jauh pelajarannya dengan teman-temannya di S D Pelem I tersebut., sementara si Intan baru bisa eja A, I, U, E.....bisanya baru baca Ibu, Budi sementara teman-temannya sudah pada lancar membaca, apalagi pelajaran matematika si Intan anak saya tertinggal jauh. (maklum dari SD di sana ke SD Teladan di Ngawi) . Namun dari gigihnya istri saya dalam mebimbing si Intan, akhirnya bisa mengikutinya. Ketika SK pindah saya sudah ada dan ditempatkan di Kabupaten Tegal di Slawi, si Intan lagi-lagi pindah sekolah masih kelas satu (catur wulan ke tiga) di SD Kudaile VI di kota Slawi. Bolak balik si Intan pindah sekolah. Untungnya bemental baik cepat menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Baru-barunya saya, Istri dan anak-anak menempati kontrakan rumah di Perumahan Curuk yang jarak rumah ke sekolahan Intan (SD Kudaile VI) kurang lebih 4 (empat) km, sehingga si Intan bila sekolah saya antar sambil berangkat ke kantor, dan pulangnya saya jemput.
Ketika saya terlambat menjemput waktu pulang sekolah, putri saya di sekolahan sudah tidak ada. Saat itu saya sempat bingung...terus saya ngebel istri, menanyakan Intan apa udah sampai rumah.... ternyata belum. Kata saya dalam hati : Apa ya mungkin intan pulang sendiri? Kalau pulang sendiri naik apa? Pertanyaan itu hanya dalam pikiran saya...Sementara alamat rumahpun belum paham. Baru seminggu menempati rumah kontrakan tersebut. Dan Intanpun masih kelas satu belum begitu nalar... setiap ada bergerombol anak menggunakan pakaian seragam merah putih saya dekati sambil lihat-lihat barang kali disitu ada putriku Intan. Dengan pelan-pelan motorku nelusuri jalan menuju rumah sambil tolah toleh kepalaku mencarinya. Ketikasa saya sampai rumah, ternyata putriku sudah sampai dirumah dengan naik becak sendiri..saya sempat kaget dan heran kok berani-beraninya, sedang alamat rumah belum paham, jarak antara sekolah ke rumah 4 km, sementara menempati rumah kontrakan, baru seminggu. Sedang jalan menuju sekolahan, baru sekali dilewati oleh intan. Disitulah mental pemberani putri saya. Setelah selang waktu sesaat sayapun baru menanyakan kepada anak saya ....tanya saya : bagaimana cara dik Intan memberi tahu kepada tukang becak bahwa rumah adik disini? Jawab Intan putri saya : caranya begini pak , bang-bang jalan terus, bang-bang kekiri, bang-bang terus, bang-bang ke kanan begitu pak. Jawabnya saat itu.
Begiutlah mental putri saya yang masih Sekolah Dasar baru kelas satu.yang pemberani namun dalam diri saya ada kekawatiran juga karena dia masih kecil dan belum banyak nalar. Saya sampaikan juga pada putri saya jangan diulang lagi ya dik, terus saya cerita tentang adanya orang-orang yang berperilaku jahat dan ada juga orang-orang yang berperilaku baik. Dalam cerita ini saya berikan contoh-contoh kejadian anak hilang.
Cerita lain lagi ketika putri saya pindah sekolah dari kelas 3 SD Kudaile VI naik kelas 4 terus pindah sekolah di SD Mangkukusuman I Kota Tegal. (Catatan : SD Mangkukusuman I ini merupakan SD favorit di kota Tegal) Karena saya pindah rumah sendiri di Mejasem Barat yang lokasinya dekat dengan kota Tegal. SD Mangkukusuman I ini bisa menerima murid pindahan dari SD lain dengan catatan si anak tesebut di tes terlebih dahulu, baik tes tertulis dari 4 mata pelajaran dan interviu tes lisan, dengan syarat rata-rata nilai hasil tes tersebut harus memenuhi standar yang ditentukan yaitu = 7 atau > 7 bila kurang dari itu bisa diterima dengan catatan orang tua murid harus siap membantu belajar anak ketika di rumah. Hasil tes putri saya ini kurang, meskipun di SD sebelumnya mendapatkan ranking 5. Selanjutnya dengan persyaratan tersebut saya dan istri saya menetujui dan sanggup membantu pembelajaran anak ketika di rumah. Akhirnya anak saya diterima di SD tersebut. Tiga bulan pertama putri saya menjalani pembelajaran., Putri saya kaget karena setiap hari harus mengerjakan tugas / Pekerjaan Rumah minimal 10 (sepuluh) soal pada setiap mata pelajaran, bila ada 6 mata pelajaran berati harus mengerjakan 60 jawaban, Begitulah setiap malam harinya. Dengan dibantu oleh istri dalam pembelajarannya dan pekejaannya, anak saya selalu menangis minta pindah sekolah. Putri saya merasa keberatan dengan mengerjakan tugas setiap harinya. Dasar agak malas belajar putri saya yang sulung ini, atau pernah merasakan santai, waktu belajar di Sekolah Dasar sebelumnya. Selama tiga bulan sekolah berjalan, setiap pulang sekolah selalu menangis minta pindah sekolah. Yang membuat saya kawatir ketika malam-malam jam 00,00 putri saya ini sering menangissambil duduk di tangga rumah dengan mengucap minta pindah sekolah. Dalam hati saya sebenanya merasa kasihan tentang putri saya ini. Kemudian saya dan istri saya memberikan semangat / motivasi kepada putri saya ini. Muncul dalam diri saya kekawatiran terhadap efek psikologis si anak itu sendiri bisa-bisa minder atau down dengan teman-temannya. Akhirnya saya menyampaikan keluhannya dan berkonsultasi dengan Kepala Sekolah dan guru-guru yang mengajarnya di sekolahan tersebut. Ternyata apa yang diceritakan guru-guru tersebut kepada saya bahwa putri bapak yang dimaksud Intan, secara mental psikologis di sekolah baik kok , tidak minder terhadap teman-temannya. Lho..mengapa kalau dirumah kok selalu minta pindah?....masalah ini yang menjadi tanda tanya besar bagi saya dan istri. Berhubung Kepala Sekolah dan guru waktu itu yang saya ajak sharing / konsulatasi mengatakan ndak apa-apa pak, teruskan aja...putri bapak baik kok ... jangan dipindahkan. Akhirnya saya tidak jadi memindahkan putri saya tersebut ke lain sekolah. Lama kelamaan putri saya mulai kerasan dan bisa menyesuaikan sedikit demi sedikit mengerjakan tugas-tugasnya. Sepertinya setelah saya amat-amati anak saya ini agak malas , tapi kalau pelajaran atau kegiatan yang disukainya, rajinnya minta ampun sampai-sampai lupa rumah. Semakin ada kemajuan pada putri saya terus naik ke kelas V.......setahun lagi naik ke kelas VI(enam). Ketika dikelas VI(enam), saya dan Istri selalu mengingatkan untuk belajar karena nantinya akan diadakan ujian nasional yang pertama kali diterapkan saat itu. Akhirnya putri saya lulus dengan nilai lumayan lebih dari cukup.
Ketika Menjelang SMP
Ketika hendak masuk SMPN 1(satu) yang menjadi pilihannya, , karena SMPN 1(satu) tersebut merupakan sekolah yang disiapkan untuk berstandar Internasional (RSBI) maka seleksi penerimaan siswanya melalui tes tertulis pada 4(empat) mata pelajaran. Namun saat itu diadakan 2(dua) kelas yang reguler. Ketika hendak tes / ujian penerimaan siswa SMP, saya dan Istri mengingatkan kepada putri saya untuk belajar biar diterima....kalau nggak belajar nanti tidak diterima lho....Apa jawaban putri saya .... jawabannya : dengan cueknya..yah....ya sekolah di SMP swasta to pak ,bu.... Begitulah ekspresi putri saya seolah tanpa beban. Disinilah orang tua bingung dan stres ingin anaknya bisa sekolah di SMP Negeri, sementara si anak cuek-cuek saja. Namun ketika selesai tes dan selang beberapa hari hasilnya diumumkan, Alhamdulillah anak saya si Intan diterima di SMPN 1(satu) tersebut. Lega rasanya saya dan Istri saya.
Ketika Hendak Mendaftar Di SMA
Begitu juga setelah lulus dari SMPN 1(satu), mencari dan mendaftar Sekolah Menengah tingkat Atas ( SMA ), saya tanya kepada putri saya : Intan hendak meneruskan di SMA mana? Jawabannya di SMA 3 aja Pak,...Saya tanya lagi.:..kenapa kok nggak di SMAN 1(satu) aja ? ( catatan bahwa SMAN 1 merupakan sekolah favoritnya Kota Tegal dan disiapkan berbasis Internasional / RSBI). Disamping itu jaraknya lebih dekat dengan rumah saya dibandingkan dengan SMAN 3. Saat itu saya tidak ingin memaksakan putri saya ...terserah Intanlah mau kemana asalkan negeri lho kata saya. Lha kok tiba-tiba saya pulang dari kantor dilapori si putri saya bahwa : tadi saya mendaftar sendiri dengan teman-teman untuk mengikuti tes penerimaan siswa di SMAN 1(satu) ... ha!!!, saya terperanjak dan setengah kaget, katanya kemarin, Intan bilang ke SMA 3 saja, .... kata si putri : coba-coba aja pak, siapa tau diterima, dan dia melanjutkan kalimatnya lagi, kalau Intan diterima di SMAN I(satu), bapak mau ngasih hadiah apa? Jawab saya ketika itu : Lha Intan maunya apa? Dia jawab : Hp Nokia seri 5310, ok kalau diterima, bapak belikan jawab saya. Ketika pengumuman hasil tes penyaringan diumumkan, saya berada di Semarang dalam rangka mengikuti rapat di Kanwil BPN Propinsi Jawa tengah di Semarang. Saat itu pula si putri Intan memberikan informasi bahwa saya(Intan) diterima, kemudian melanjutkan lagi bicaranya dan setengah menodong kepada saya, janjinya lho pak jangan lupa Hand Phone. Sepulang dari rapat tersebut kemudian saya mampir ke Matahari Dept Store (Matahari Mall) untuk membelikannya. Akhirnya si putri saya diterima di SMAN 1(satu) kota Tegal .... Alhamdulillah. Yang sampai sekarang anak saya si Intan sudah kelas 2(dua) IPA. Itulah sekedar cerita tentang mental putri saya. Semoga si putri Intan ini menjadi remaja sholihah berguna bagi orang tua , bangsa dan bangsa dikemudian hari.
Selanjutnya setelah satu tahun saya tidak mengupdate blog ini, dan sudah bertambah setahun pula putriku sekolah di SMA Negeri I sehingga putriku tau-tau sudah kelas XII.
Selama putriku Intan, mengikuti pendidikan di sekolah SMA Negeri I Kota Tegal yaitu Sekolah yang mendapatkan atau ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI), putriku dengan kemampuan intelegensinya yang cukup atau sedang-sedang saja alhamdulillah bisa mengikuti pelajarannya dari kelas X sampai Kelas XII dengan Nilai Hasil Belajar di Rapotnya pada kelas XII semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 sebagai berikut : Pengatahuan atau Teori dengan jumlah nilai 1059 dari 13 Mata Pelajaran sehingga nilai rata-ratanya 81,46 dan untuk Nilai Praktik dengan jumlah nilai 925 dari 11 mapel praktikum jadi nilai rata-rata 84.
Senyum Kelulusan dari SMA Negeri I Kota Tegal
Saat diumumkannya kelulusan siswa SMA oleh Kepala Sekolah SMA Negeri I Kota Tegal dalam hal ini diwakili oleh masing-masing Wali Kelas bahwa seluruh siswa dinyatakan 100% LULUS. Ketika saya memperoleh Surat Keterangan Lulus, Alhamdulillah Hasil dari Ujian Sekolah dan Ujian Nasional adalah Cukup Memuaskan dengan nilai rata-rata 8,1. Adapun rincian nilai tersebut sebagai beriut :
No. | Mata Pelajaran | Nilai UAS | Nilai UAN | Nilai Akhir |
|
|
|
|
|
1 | Bahasa Indonesia | 7,71 | 8,00 | 7,9 |
2 | Bahasa Inggris | 8,28 | 8,80 | 8,6 |
3 | Matematia | 7,68 | 6,75 | 7,1 |
4 | Fisika | 8,02 | 8,50 | 8,3 |
5 | Kimia | 7,86 | 7,75 | 7,8 |
6 | Biologi | 8,24 | 8,75 | 8,5 |
|
|
|
|
|
| RATA-RATA |
|
| 8,1 |
Kemana Aku Melanjutkan
Ketika pengumuman hasil seleksi Ujian Masuk Perguruan Tinggi jalur undangan berdasarkan penjaringan prestasi akademik diumumkan lewat Situs Website pada masing-masing Perguruan Tinggi, Alhamdulillah putriku diterima di Universitas Sebelas Maret atau Universitas Negeri Surakarta jurusan yang dipilihnya Teknik Sipil Program Diploma III. Meskipun begitu saya dan ibunya menanyakan kembali apakah itu diteruskan atau mau ikut seleksi ujian tertulis untuk S1? Jawab putriku diteruskan aja... nantikan bisa transfer S1 tambahnya dalam ucapannya. Syukurlah kalau begitu bapak dan ibu juga senang kalau Intan telah menerimanya.
Ya Allah, Engkau telah memberikan rizki kepadaku, Istriku, dan putra-putriku berupa kesehatan kemudahan dalam mencari pendidikan yang lebih tinggi, sementara mereka (rekan-rekannya bahkan orangtuanya) masih berusaha untuk mancari dan mendapatkannya untuk bisa sekolah di Perguruan Tinggi. Semoga Engkau berikan kemudahan terhadap rekan-rekan putriku ... Ya Allah. amin.